Selamat Datang di Official Blogsite of MISPALA Cosmosentris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare
Salam Lestari...!

Jarak dan waktu bukan lagi alasan untuk dijadikan penghalang, mari kita eratkan tali persaudaraan melalui dunia maya.
Semoga blog ini bisa menjadi media komunikasi, silaturahmi dan dapat membuat MAPALA Se-Indonesia Lebih Kuat dan Eksis

Tips Memilih barang bawaan

Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda , tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa. misal :
* Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di keril.
* Cover Keril atau Cover Sleeping bag, dapat juga digunakan sebagai pengganti Kantong Plastik jika diperlukan.

MATRAS
Sebisa mungkin matras disimpan didalam keril jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.

KANTUNG PLASTIK
* Selalu siapkan kantung plastik didalam ransel anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju basah dan lain sebagainya.
* Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang didalam keril anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.
* Jika anda meragukan keril yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda didalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.
*)Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih.
* Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam keril, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tenda untuk mencari makanan.

MENYIMPAN KOREK API BATANGAN
Simpan korek api batangan anda didalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.

PACKING BARANG / MENYUSUN BARANG DI KERIL
Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agar pada saat keril digunakan, beban terberat berada dipundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.

PAYUNG
Untuk menghindari hujan dan panas ditempat yang hutannya terbuka, anda dapat membawa payung, tidak perlu yang ukurannya terlalu besar, tetapi paling tidak dapat digunakan sendiri atau berdua.
Pada keadaan darurat / survival, payung dapat digunakan untuk menampung air hujan, yang dapat digunakan untuk minum.
PLAKBAN / SELOTIP HITAM LEBAR
Dapat anda gunakan untuk menambal tenda atau robekan pada keril dan lain sebagainya, untuk membawanya tempelkan pada pegangan senter anda, tiga atau empat lilitan sudah cukup banyak. Dan jika diperlukan anda tinggal melepaskan secukupnya dari lilitan di senter anda.

MENYIMPAN SLEEPING BAG
Pada saat dibawa sleeping bag pergi biasanya digulung dan ditekan hingga menjadi gulungan yang kecil. Setelah selesai dipakai, saat anda tiba dirumah, sebelum disimpan bukalah gulungan tersebut seolah akan digunakan lalu gulung kembali tetapi jangan ditekan biarkan gulungan sleeping bag tetap mekar lalu masukkan ke kantong plastik besar (biasanya kantong plastik sampah), lalu simpan ditempat yang kering, dengan begini sleeping bag anda akan lebih awet dan masa pakainya dapat lebih lama.
SARUNG SLEEPING BAG
Tidur menggunakan sleeping bag memang nikmat, tetapi terkadang ingin juga rasanya menggunakan bantal saat tidur, jadi gunakan saja sarung sleeping bag yang sedang tidak anda gunakan karena sleeping bagnya sedang dipakai, caranya dengan mengisi sarung sleeping bag tersebut dengan beberapa baju kaus atau handuk yang kering lalu tarik pengikat sarung sleeping bag tersebut seperti saat anda mempacking sleeping bag, dan bantal untuk meletakkan kepala sudah siap anda gunakan.

Tehnik Navigasi Darat (Orienteering)

Pemilihan Jalur pada Orienteering
Navigasi pada orienteering dapat dibagi dalam dua faktor:
• memilih satu dari beberapa rute yang mungkin untuk mencapat kontrol point
• menemukan jalan anda sendiri sepanjang rute
Sekali anda belajar beberapa teknik dasar orienteering dan teknik navigasi, anda akan selalu dapat menemukan kontrol - jika peta yang diberikan akurat. Oleh karena itu, banyak perbedaan waktu individual dapat terjadi karena pemilihan rute. Ini memang benar adanya ketika kecepatan melewati wilayah bervariasi secara dramatis di tempat yang berbeda-beda, yang mana dapat terjadi oleh banyak alasan:
  • jalan setapak di hutan lebih cepat dilewati
  • vegetasi dipeta yang berwarna hijau dapat memperlambat perjalanan
  • jalan menanjak dan kemudian menurun mungkin lebih lambat dibandingkan jalan mendatar
  • jalur lebih cepat yang potensial mungkin tanpa bantuan navigasi, ketika rute yang lebih panjang/pendek menyediakan pendekatan navigasi yang mudah ke titik kontrol.
Faktor lain adalah tiap-tiap individu mungkin mempunyai kekuatan yang berbeda-beda; seorang mungkin berlari sangat cepat di jalan setapak, tetapi lambat secara drastis ketika masuk hutan; yang lain mungkin tidak mempunyai kecepatan yang baik, tetapi tangguh ketika jalan menanjak; yang lain lagi mungkin tidak punya kepercayaan diri dalam kemampuannya membaca kompas, tetapi mungkin sangat baik dalam hal membaca kontur. Jalur terbaik untuk pemula mungkin bukan jalur terbaik unruk para orienteer yang ahli.

Pilihan rute yang diberikan pada lomba diantara titik-titik kontrol mungkin mempunyai banyak solusi pilihan jalur yang terbaik. Tetapi, solusi jalur yang terbaik mungkin tidak menguntungkan ketika seorang orienteer tidak merencanakannya secara cermat.

Sebagai contoh, peta diatas dimana didalamnya terdapat pilihan jalur/rute dan variasi-variasinya yang diberikan kepada orienteer papan atas pada Kejuaraan Nasional swedia beberapa tahun yang lalu. Tiap jalur orienteer ditampilkan oleh satu garis merah, dan tempat dimana beberapa individu memakai jalur yang sama, nomor berwarna merah ditampilkan berapa banyak orienteer mengikuti beberapa bagian dari jalur. Beberapa tempat tidak bisa dilewati karena tanaman pertanian sedang tumbuh dan ditandai dengan silang merah.
Meskipun ini mungkin contoh yang ekstrem, hal ini menunjukkan variasi dari jalur (dan kombinasi subset dari jalur) yang dapat terjadi pada single leg.
Tipe-Tipe Kompas
Kompas yang baik mempunyai cairan yang terdapat di dalamnya; cairan tersebut mengatur gerakan dari jarum, sehingga anda dapat menggunakan kompas dengan baik walaupun memegangnya kurang dengan sempurna. Jangan membeli kompas yang murah tetapi tanpa cairan yang terdapat di dalamnya. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika kompas digenggam secara benar (mendatar), ujung warna merah mengarah ke utara, dan putih mengarah ke selatan. An interesting detail is that there are northern- and southern-hemisphere compasses. This has to do with the fact that the magnetic field lines, to which a compass needle aligns, point into the earth at the north and south magnetic poles. Ketika anda menggunakan kompas utara hemispher di, katakanlah, austeralia, arah selatan dari magnet mengarah kebawah oleh medan magnet, dan juga lebih berat dibanding arah utara - hasil di jarum yang dapat ditangkap dan ditarik pada dasar kompas ketika kompas diletakkan secara horizontal.
Ada Dua Tipe Kompas Orienteering :

baseplate atau kompas protractor
Kompas tipe ini ditemukan oleh Kjellstrom bersaudara semasa perang dunia II dan terdiri atas sebuah rectangular baseplate, yang ditandai dengan panah warna merah sepanjang axis, dan lingkaran kompas ditandai derajat (hampir di seluruh dunia untuk lingkaran penuh adalahy 360 derajat , tetapi sebagian belahan eropa menggunakan 400 derajat). Tanda dibagian dasar rumah kompas adalah sebuah panah dan sebuah garis paralel di dalam panah tsb. tampilan tambahan mungkin termasuk lanyard untuk memasang kompas di pinggang, garis skala untuk ukuran jarak peta sepanjang satu atau lebih ujung dari baseplate, sebuah cermin untuk membaca peta secara detail, dan lubang berbentuk lingkaran dan segitiga untuk menandai jalur orienteering diatas peta.

Kompas Jempol / Ibujari
Di pertengahan tahun 1980 an, sebuah organisasi orienteering top dari Swedia membuat terobosan untuk mengganti kompas baseplate dengan mempertajam baseplate dan membuat lubang untuk memasang kompas tsb di jempol. Kompas ini lalu dipasang di jempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas yang juga dipegang dengang tangan kiri pula. Keuntungan dari sisitem ini adalah peta dan kompas selalu di baca dalam satu unit, peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat, ditambah satu tangan bebas bergerak; kekurangan adalah sudut yang sangat akurat sesuai dengan sudut kompas sangat sulit diambil. Kesukaan seseorang biasanya menentukan pemakaian tipe kompas yang akan dipakai; kejuaraan dunia memperbolehkan penggunaan kedua tipe kompas tersebuat. 
Menggunakan tipe kompas yang lain, ada dua skill dasar yang dibutuhkan seorang orienteer :
• Membaca Peta
• Mengambil Sudut
Menggunakan kompas untuk membaca peta.
Ini adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling penting :
• Pegang kompas secara horizontal.
• Letakkan kompas mendatar di atas peta.
• putar peta sampai "garis utara" dari peta sejajar/satu garis lurus dengan jarum kompas.

Arah peta sekarang sudah sama dengan medan yang sebenarnya. Ini membuat lebih mudah dibaca, seperti membaca tulisan akan lebih mudah dari atas ke bawah.

Mengambil sudut
Setiap arah dapat dinyatakan sebagai sebuah sudut dengan acuan arah utara. di dalam kemiliteran atau kepramukaan, ini dinamakan sebuah "azimuth", dan sudut-sudutnya dinyatakan oleh angka dengan satuan derajat. Orienteer mempunyai cara yang mudah, hanya mengatur sudut pada kompas mereka dan menjaga jarum tetap dan tidak berubah, yang mana akan membawa mereka ke arah yang di tuju. Cara mudah mengatur arah pada kompas orienteering adalah :

  • letakkan kompas di atas peta sehingga jarum kompas mengarah ke atas sesuai dengan jalan yang ingin anda tuju
  • putar rumah kompas sehingga jarum kompas paralel dengan arah utara yang terdapat di peta (pastikan titik panah utara dan bukan selatan)
 

Orienteering (Navigasi Darat)

Orienteering adalah olah raga yang mana seorang orienteer (pelaku orienteering) menggunakan peta dan kompas dengan tepat dan akurat untuk menemukan titik dipermukaan bumi. Hal ini menjadi suatu kenikmatan jika dilakukan di hutan atau sebagai olahraga yang dilombakan.
Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang ditandai dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh peserta,dan finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak ditengah tempat yang akan ditemukan;atau disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk). Diatas tanah, bendera kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus mendatangi lokasi tersebut.
Untuk membuktikan telah datang,seorang orienteer menggunakan "punches"/alat pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu kontrol yang dibawanya.Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk membedakan titik kontrol satu dengan lain.
Jalur antara "control" tidak selalu spesifik, dan ini keseluruhannya tergantung kepada orienteer,pemilihan rute yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari orienteering.
Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk memastikan bahwa tiap orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka sendiri, dengan batasan waktu yang telah ditentukan.

Peta

Meskipun mungkin untuk melakukan orienteering dengan sembarang peta, tetapi akan lebih mudah lagi jika menggunakan peta yang khusus untuk orienteering. Selain petanya akurat dan detil, peta tersebut disiapkan dengan skala manusia, daerah-daerah dan perkembangan wilayah dipetakan sehingga apa yang nampak di peta adalah hasil dari pembangunan manusia, dan perluasan wilayah berlangsung dengan cepat.
Peta orienteering berkembang dengan cepat kurang lebih 50 tahun yang lalu. PAda tahun 1940an, kegiatan orienteering di Skandinavia menggunakan peta 1 : 100.000 (1 cm : 1 Km),menggunakan peta terbitan pemerintah, kadang hitam putih dan tanpa garis kontur untuk menampilkan bentuk dari daratan. Dewasa ini, banyak kegiatan orienteering dilaksanakan dengan peta 5 warna yang memakai interval kontur 5 meter dan memakai skala 1 : 10.000 (1 : 100 meter).
Banyak ciri-ciri peta orienteering yang berhubungan dengan peta untuk mendaki gunung dan peta yang digunakan umumnya yang dibuat oleh pemerintah. Bagaimanapun, satu gambaran dari peta orienteering yang spesifik adalah : garis utara peta. Pada contoh terlihat disini, garis tersebut digambarkan dengan warna biru (pada beberapa peta berwarna hitam). GAris utara peta adalah garis lurus/sejajar yang membujur dari selatan magnetiske utara magnetis, dan membentang sepanjang 500 meter pada peta. Mengapa garis utara pada peta orienteering tidak sama dengan utara sebenarnya? sebab sudut antara utara magnetis dan utara sebenarnya (deklinasi) sangatlah besar pada beberapa tempat di dunia, dan alasan orienteer menggunakan kompas untuk menentukan arah nmeraka sendiri (kearah utara magnetis, bukan utara sebenarnya, ini menjadi standar untuk garis patokan pada peta sehingga mudah untuk menggunakan kompas orienteering untuk menentukan sudut kompas.
Beberapa aturan umum untuk simbol peta orienteeting dibuat agar sistem mudah dimengerti.

Simbol Peta Orienteering:
  • Simbol hitam digunakan untuk bentukan batuan (sebagai contoh batu besar, tebing, tanah berbatu) dan ntuk tampilan garis seperti jalan,jalan setapak, gang sama seperti bangunan bangunan buatan manusia (sebagai contoh, reruntuhan dan gedung-gedung)
  • Simbol coklat digunakan untuk bentukan tanah seperti garis kontur, retakan tanah, bukit kecil.
  • Biru digunakan untuk bentukan air: danau, kolam,sungai, jeram,rawa-rawa.
  • Kuning untuk menampilkan vegetasi - khususnya untuk tanah terbuka tanpa hutan. Kepadatan dari warna kuning menunjukkan : warna kuning terang untuk padang rumput, kuning pucat untuk padang rumput dengan rumput yang tinggi.
  • Hijau digunakan untuk menunjukkan vegetasi yang menghambat pergerakan dari seorang orienteer. Daerah yang berwarna paling hijau, disebut "fight", yang hampir tidak mungkin untuk dilalui.
  • Putih di peta orienteering menunjukkan hutan dengan sedikit atau tanpa tanaman dibawah pohon - hutan yang dapat dilaluio oleh orienteer dengan mudah.
  • Ungu (atau merah) digunakan untuk menandai jalur orienteering di peta. Kondisi yang spesifik untuk kegiatan orienteering (seperti tempat untuk outbound dimana tanaman pertanian tumbuh) juga didesain dengan warna merah. 
     
    Sekilas Tentang Orienteering
    Orienteering berarti peta, hutan dan petualangan. tidak menjadi masalah apakah itu orang muda ataupun tua. anda dapat berlari dengan cepat, berlari dengan pelan ataupun berjalan. Anda dapat memulainya sesuai dengan keinginan dan memilih rute anda sendiri antara marker/tanda merah atau putih. Jika anda ingin sesuaitu yang menyenangkan, udara segar, menjelajahi wilayah pedesaan - orienteering dapat menjadi olahraga yang cocok bagi anda!
    apakah orienteering? Orienteering adalah olahraga dimana pesaing nenentukan arahnya sendiri antara titik kontrol atau khususnya yang tergambar di peta. Ada berbagai macam orienteering, yang paling umum adalah orienteering dengan berjalan kaki. Untuk kegiatan ini, jalur membentang sepanjang kurang lebih 2 km untuk pemula dan anak-anak sampai 12 km untuk orienteer dewasa yang sudah berpengalaman. Pada beberapa kegiatan orienteering ada beberapa jalur untuk pemula dan untuk yang sudah ahli. Banyak Kegiatan orienteering di mulai pada kegiatan yang diberi kode warna (C4).
    Mengapa Melakukan Orienteering? Orienteering mengambil lokasi di berbagai tempat di alam terbuka, dari taman kota sampai pedesaan hutan dan moorlands. Anda dapat menikmati pemandangan pedesaan, yang kadangkala belum pernah anda kunjungi, hal ini mudah, jalan yang tidak melelahkan menjadi tetap bugar.
    Orienteering adalah olah raga yang sempurna untuk pelajar. Karena mempunyai jalur yang menantang untuk segala usia dan kemampuan, dan dapat digunakan sebagai elemen di kurikulum nasional untuk IPA, Geografi dan Mathematika. Orienteering adalah sebuah aktivitas yang dapat dilakukan di halaman sekolah sama baiknya dengan di daerah pedesaan.

     

Tehnik Bertahan Hidup (Survival)

Survival adalah suatu tindakan yang paling awal yang dilakukan oleh setiap makhluk yang hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, survival adalah perjuangan agar tetap hidup.
Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka pengetahuan survival ini harus disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang akan ditemui adalah : hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya.
Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan, dll.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.

Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya), yaitu:
• Semangat untuk mempertahankan hidup.
• Kesiapan diri.
• Alat pendukung.

Beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :
Perlindungan terhadap ancaman :

• cuaca,
• binatang,
• makanan/minuman
• penyakit

Untuk mengatasi keadaan cuaca yang dingin atau panas adalah dengan membuat bivak atau tempat berlindung sebagai sarana perlindungan yang nyaman bagi kita dari ancaman faktor-faktor alam yang ekstrim, selain itu agar badan kita tetap nyaman, usahakan selalu memakai pakaian yang kering.

Tindakan dalam menghadapi survival :
Ingat semboyan ‘STOP’ :
S = Stop (berhenti).
T = Thinking (mulailah berpikir, dengan ketenangan berpikir akan mudah bertindak)
O = Observe (amati keadaan disekitar kita, apa yang bisa kita kerjakan)
P = Planning (buat perencanaan mengenai tindakan yang akan kita lakukan)



Sumber : Diambil dari beberapa situs dan buku tentang Teknik dasar Alam bebas

Jangan anggap enteng mendaki gunung

Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota. Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri.
Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Masalahnya, sering kali para pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan "mudah" didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
Kedua bahaya itu dapat jauh dikurangi dengan persiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter, atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang. Selamat mendaki! Semoga musibah mendaki gunung menjadi pelajaran bagi para pendaki pemula. (yns)

Norman Edwin (1955-1992)

Norman Edwin sosok pecinta olahraga petualang yg pernah ada di Indonesia, di kenal sebagai pribadi yang pemberani dan suka menolong oleh keluarga dan teman-temannya sesama jurnalist Kompas, tempat terakhirnya bekerja. Norman tewas di usia 37 tahun bersama rekan satu teamnya Didiek Samsu Wahyu Triachdi saat pendakian Puncak Aconcagua (6969m), pegunungan yang membentang sepanjang perbatasan Chile - Argentina, saat itu ia tergabung dalam Seven Summit Expedition 1992 - Mapala UI. Didiek juga tercatat sebagai wartawan di Majalah Jakarta Jakarta.Indonesia berduka, musibah menimpa Expedisi Seven Summit pada pertengahan April 1992 merenggut dua orang pendaki terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Samsu Wahyu Triachdi. Media nasional dan international banyak meliput kejadian tewasnya dua pendaki ini. Norman saat itu memimpin Team Pecinta Alam Universitas Indonesia yang tergabung di Mapala UI dalam upayanya mendaki Puncak Aconcagua 6959-mtr Chile.
Gunung yg disebut juga ‘The Devil’s Mountain’ karena faktor cuacanya tak bisa diprediksikan, sering kali badai salju melanda pegunungan selama berhari hari. Puncaknya dijadikan tujuan karena menjadi salah satu Puncak Tertinggi dalam Expedisi Tujuh Puncak Dunia Mapala UI.
Berbekal pengetahuan dalam Penelusuran gua, Pendakian Gunung, Pelayaran, Arung Jeram serta sejumlah pengalaman Rescue di Irian Jaya, Kalimantan, Africa, Canada bahkan Himalaya, membentuk kecepatan dan kekuatan phisik pada dirinya yang telah bergabung di Mapala UI sejak tahun 1977. Sampai akhirnya terpilih menjadi Leader dalam Expedisi ini bersama Didiek, Rudy “Becak” Nurcahyo, Mohamad Fayez and Dian Hapsari, satu-satunya wanita dalam team tersebut.Sebetulnya banyak meragukan kemampuan Norman, jauh hari sebelum Expedisi ini di mulai, namun pengalamannya selama 15 tahun dalam berpetualang serta menghadapi berbagai bahaya, diyakini membuatnya tetap berangkat. Saat expedisi berlangsung, badai salju menghantam Team ini dan akhirnya merenggut duet pendaki ini.

Jenazah Didiek adalah yang pertama ditemukan pada tanggal 23 Maret atas laporan beberapa pendaki negara lain yang kebetulan melihat mereka berdua terakhir di ketinggian 6400m, beberapa ratus meter lagi sebelum Puncak.Dilaporkan pula saat itu, kondisi keduanya terlihat sangat kritis, beberapa jari Norman terkena Frosbite (Mati Beku karna Dingin) dan Didiek menderita Snow Blindness (Buta Salju) akibat pancaran sinar matahari yang berlebihan, memantul di hamparan salju dataran tinggi. Kemungkinan hal ini sangat mendekati karena Google (Kacamata Salju) yang dipakai Didiek rusak berat. Jenazah Norman ditemukan beberapa hari kemudian dan langsung diterbangkan ke Jakarta pada tanggal 21 April 1992.
Spekulasi merebak melalui media massa bahwa kegagalan mereka juga diakibatkan karena minimnya pelaralatan yang dibawa. Aconcagua terpilih setelah Mapala UI merencanakan Expedisi Tujuh Puncak Dunia lainnya yaitu Cartenz Pyramid (4,884 meters) di Irian Jaya; McKinley (6,194 meters) di Alaska, Amerika Serikat; Kilimanjaro (5,894 meters) in Tanzania, Afrika; dan Elbrus (5,633 meters) di Uni Soviet, (sekarang Rusia).

Setahun kemudian setelah tragedi ini, Mapala UI yang status keanggotaannya berlaku seumur hidup ini, mencoba mengirim kembali dua anggota lainnya yaitu Tantyo Bangun dan Ripto Mulyono untuk menyelesaikan pendakian sekelas Expedisi Aconcagua ke Vinson Massif (4,887 meters) di Kutub Selatan. Dan satu lagi Puncak Everest di Himalaya dengan nama Team Expedisi Universitas Indonesia, namun sayang kegagalan juga menimpa team ini.
Dua kegagalan rupanya tidak menyurutkan semangat Mapala UI, karna puncak terakhirnya tetap dijadikan target bagi Expedisi Gabungan selanjutnya yang terdiri dari Mapala UI, Koppassus dan Wanadri. ‘Kami berusaha melakukan pendakian gabungan ke Everest tahun 1997 dan sukses, dua anggota team dari prajurit Koppassus yaitu Asmujiono dan Misirin berhasil mencapai Puncak Everest.’ ujar Rudy “Becak” Nurcahyo anggota Indonesian National Team to Everest yang juga kehilangan jarinya karna Frosbite di Expedisi Aconcagua.
“Kami mencoba yang tebaik untuk mewujudkan itu semua.. dan saya percaya Norman dan Didiek pun akan tersenyum disana melihat keberhasilan Team Everest ini. walaupaun setelah tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi kemudian masa reformasi yang tak lama berselang. Keadaan ini otomatis ini menghambat Expedisi-expedisi selanjutnya yang telah direncanakan”, tambahnya.

Bagi istri Norman, Karina serta Melati putrinya, sosok hangat dan eksentrik Norman akan tetap menjadi kenangan yang takkan terlupakan. Semasa hidup, Melati selalu diajak serta dalam kegiatan alam bebas yang digeluti ayahnya itu, termasuk perjalanan ke Irian Jaya saat ia masih kecil.

“Norman menjadi seorang petualang sejati dan sedikit bandingannya diantara pendaki-pendaki yang ada sekitar tahun 1970-80, dan Didiek adalah teman dekatnya. Ia tunjukkan rasa hormatnya kepada wanita dan yakin bahwa wanita dapat mengerjakan sesuatu yang lebih baik daripada pria, apalagi menyangkut faktor keselamatan, contohnya Penulusan Gua”, papar Karina yang dulu juga aktif dalam kegiatan alam bebas sekembalinya dari Australia dan mengambil kuliah lagi jurusan Arkeologi di Universitas Indonesia.

“Norman pernah mengatakan, aktivis alam wanita cenderung lebih tenang, tidak mudah panik dan dapat mengatasi situasi darurat jika dibandingkan dengan pria. Bagi saya ia sangat humoris dan mempunyai semangat hidup yang tinggi. Begitu pula yg rasakan Melati, sifat ayahnya ini menurun kepadanya walaupun ia masih berusia remaja. Janganlah kita mencoba menaklukkan ganasnya alam, tapi belajarlah untuk menaklukkan ego serta mengetahui batasan diri kita sendiri, faktor ini adalah yang terpenting jika ingin menekuni olahraga beresiko tinggi” ungkap Karina yang dulu juga ikut dalam team di Expedisi Cartenz Irian Jaya tahun 1981 dan saat ini telah menyelesaikan program Doctoralnya di Australian National University.

Norman dan Didiek telah tiada, namun spiritnya kuat meresap di hati para pecinta olahraga alam bebas Indonesia. Penghargaan patut mereka terima atas keberanian dan semangat pantang menyerah, sehingga dapat dijadikan contoh bagi petualang2 muda lainnya yang masih ada.

Ada apa dengan sandal?

Sewaktu SMA, saya disuruh membuat surat perjanjian yang ditandatangani orang tua karena menyelimuti tapak kaki dengan sandal. Di salah satu perguruan tinggi  di parepare, saya dihardik dosen karena mengendarai sandal, di kegiatan LKMM kampus dikeluarin –juga- karena sandal.
Ada apa dengan sandal? Mengapa sandal begitu jelek di mata orang. Padahal Julius Caesar pake sandal, Alexander the great hobby menggunakan sandal. Sepertinya para Nabi juga, bersandal dengan suka cita. Dan pernah Ibuku yang mulia menangis, telapak kakinya tertusuk duri, karena tidak memakai sandal. Kenapa sandal yang sudah melindungi kaki para penakluk, penyebar kebenaran dimusuhi sedemikian rupa?
Mengapa oh mengapa kau tega memarjinalkan sandal? Mengapa kau kejam mendiskreditkan sandal?
Haruskah saya mengajukan proposal, kemudian mengeluarkan biasya finansial, serta mengundang Pak Dede Mulkan mengarahkan pergerakan angle kamera demi keberhasilan skenario “Sandal Menggugat”
Musababnya, mungkin ala elebernis –proses illuminasi- pihak yang melakukan pelarangan terhadap pemakaian sandal, menyimpulkan: “pemakaian sandal menandakan pemakainya tidak sopan dan kampungan.” Stop, Pak! Rem dulu Bu! Bukankah orang-orang yang menyalahgunakan BLBI, melipat kas Bulog, Presiden Direktur Freeport yang sejak lama melakukan penghisapan sumber daya alam serta tailingi laut Arafuru, memakai sandal? Tidak, kan? Mereka memakai jas –tidak pakai kaos tanpa kerah, berdasi dan rambutnya pendek –tidak gondrong. (jangan artikan saya menuduh orang yang berjas, berdasi dan rambut yang pendek identik dengan white collar crime).


Pak, Bu! Mengapa pemakaian sandal dikatakan tidak sopan dan kampungan. Sedangkan dosen yang melakukan proses belajar mengajar –ada yang- menggunakan celana jeans. Padahal celana jeans dulunya dianggap tidak sopan, plus kampungan sebab identik dengan kostum panggung penyanyi rock yang urakan. Bahkan anak-anak underground pun, saya pastikan, memakai celana jeans. (Maaf, saya bukan menggugat dosen yang selalu memakai celana jeans. Saya malah mempersilahkan para dosen memakai celana apapun jenisnya asal menutup aurat).


Mengapa ketika melarang penggunaan sandal, dosen wanita tidak konsisten terhadap ucapannya sendiri. Masak!, mahasiswi yang bersandal ria, diperbolehkan melanjurkan ujian dan dosen wanita mereasa ‘legal’ melakukan pegajaran? Padahal sandalnya Cuma ditambah hak. Apakah saya harus memakai sandal dengan hak tinggi mengikuti mahasiswi dan ibu dosen supaya tidak dikeluarkan dalam perkuliahan atau boleh kami mengikuti perkuliahan jika memakai sandal yang bawahnya dipasang hak bambu sepanjang satu meter mirip enggrang?


Saya bukan melakukan justifikasi atas hoby memakai sandal. Saya Cuma ingin mempermasalahkan: Apakah standar yang kita jadikan acuan untuk menilai baik dan buruk? Sudahkan benar? Jika yang dijadikan standara adalah ‘penilaian manusia’ maka pelarangan terhadap sandal dapat dijungkirbalikkan 1001 macam logika. Beda apabila standar perbuatan dinilai dari aturan syariat. Seandainya Allah melarang penggunaan sandal, tentu kita tidak akan memakai sandal. Tapi kenyataannya tidak ada pengharaman terhadap memakai sandal. Kecuali, memakai sandal kotor di dalam masjid, mengotori lantai mengkilap yang memang peghuninya tidak memakai alas kaki di sana. Lagi pula letak dosanya bukan pada pemakaian sandal, tapi karena mengotori lantai yang sudah dibersihkan dengan susah payah. Kalau menghadap Allah dalam shalat, malahan saya buka sandal, kenapa menghadap mahluk ciptaan Allah, saya mesti pake sendal? Yang ada justru pengharaman membuka aurat! Toh nggak ada sampai sekarang yang melarang perkuliahan bila membuka aurat? Atau kenapa tidak ada pelarangan pacaran dan gaul bebas? Malah mereka didukung habis-habisan.


Maksud saya mengkonfrontasikan kedua hal tadi agar Bapak dan Ibu tidak menggunakan proses berfikir induktif, menggeneralisasikan suatu hal. Terlebih mendiskreditkan seseorang karena hello effect. Setelah saya gulirkan pola fikir divergen dan realistis tanpa mengesampingkan proses berfikir evaluatif –melalui tulisan AADS-, apakah Bapak dan Ibu akan bertutur kata seperti ini: “Anda jangan bawa-bawa nama Allah, kita tidak hidup di dalam dunia hitam dan putih. Tapi ada juga dunia kelabu”.
“Lho, pencipta dunia kan Allah, Pak & Bu! Bagaimana mungkin saya hidup di dunia kelabu sedangkan Pencipta menyuruh manusia untuk senantiasa berdiam diri di tempat yang berwarna putih. Kalau Bapak dan Ibu mencipta dunia, maka saran Bapak dan Ibu kepada saya untuk tinggal di tempat kelabu, akan saya turuti.”
“Ah...! Radikal, ekstrim, fundamentalis kamu!”
“Wee, biarin aja! (jangan marah ya!)

Imbauan
Untuk beberapa hari, teman-teman jangan memakai sandal. Karena bisa dituduh sebagai penulis AADS. Saya tidak mau teman-teman dikarantina, diintimidasi, disetrum dan kukunya dicabut, di Guantanamokan.
hidup sandal.!!!!!!!

The Seven Summits of Indonesia

Jika dunia memiliki Seven summits yaitu tujuh puncak gunung tertinggi di tujuh benua, maka Indonesia yang memiliki banyak sekali gunung dan pegunungan juga memiliki tujuh puncak tertinggi di setiap pulau/kepulauannya. Dengan dilatari hal tersebut maka saya ingin mengenalkan konsep “The Seven Summits of Indonesia”. Diharapkan dengan ada nya konsep tujuh puncak Indonesia ini, bisa lebih menggairahkan kegiatan pendakian gunung dan dengan sendirinya juga akan meningkatkan minat wisata alam bebas di Indonesia.
Konsep ini mengacu atau didasarkan pada puncak gunung/pegunungan yang tertinggi di tujuh pulau/kepulauan utama di Indonesia, pembagian menjadi tujuh pulau/kepulauan utama itu adalah sebagai berikut:
1.Pulau Sumatera
   Pulau ini adalah merupakan pulau besar utama.
2.Pulau Jawa
   Pulau ini adalah merupakan pulau besar utama.
3.Kepulauan Bali/Lombok/Sumbawa/Flores
   Kepulauan ini dianggap sebagai satu kesatuan kepulauan utama, dan
   dikenal juga dengan sebutan kepulauan Sunda Kecil.
4.Kalimantan
   Pulau ini adalah merupakan pulau besar utama.
5.Sulawesi
   Pulau ini juga adalah pulau besar utama
6.Kepulauan Maluku
   Kepulauan ini juga dianggap sebagai satu kesatuan kepulauan utama
7.Pulau Irian
   Pulau ini adalah merupakan pulau besar utama

Berdasarkan atas tujuh pengelompokan pulau/kepulauan diatas maka dipilihlah tujuh buah puncak gunung yang tertinggi di masing-masing pulau/kepulauan tersebut. Jelas disini kriterianya hanya satu yaitu "tertinggi di pulau/kepulauan tersebut bukan dari tingkat kesulitannya. Maka puncak-puncak tertinggi di tujuh pulau/kepulauan utama di Indonesia (The Seven Summits of Indonesia) adalah:

Puncak tertinggi di Pulau Sumatera
Puncak Gunung tertinggi dipulau ini di pegang oleh Gunung Kerinci dengan ketinggian puncaknya 3.800 m dari permukaan laut. Gunung ini Berada di perbatasan propinsi Sumatera Barat dan Jambi pada lintang 10°45,50' LS dan 1010°160' BT. Gunung ini juga berada di bawah naungan administrasi dari Taman Nasional Kerinci Semblat. Gunung kerinci merupakan gunung berapi yang tergolong aktif. Gunung ini bisa didaki dari rute normal pendakiannya didesa Kersik Tuo

Puncak tertinggi diKepulauan Bali/Lombok/Sumbawa/Flores
Dikelompok kepulauan utama ini puncak gunung tertingginya adalah Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dari permukaan laut. Rinjani juga merupakan gunung berapi yang masih aktif dan secara periodik memperlihatakan keaktifan dari kepundan anak gunung barunya yang muncul dari tengah danau kaldera yang terkenal dari gunung ini yaitu Danau Segara Anak. Gunung ini berada di pulau Lombok propinsi Nusa Tenggara Barat pada posisi lintang 8º25' LS dan 116º28' BT. Secara administrasi gunung ini berada dibawah naungan Taman Nasional Gunung Rinjani. Rute normal pendakian ke puncak gunung ini ada dua yaitu dari Desa Sembalun dan Desa Senaru.

Puncak tertinggi di Pulau Kalimantan
Dipulau ini sebenarnya puncak gunung tertingginya adalah gunung Kinabalu, akan tetapi gunung tersebut berada dibawah kedaulatan negara jiran Malaysia sehingga tidak bisa dimasukan kedalam kelompok “The Seven Summits of Indonesia”. Oleh karena itu maka puncak gunung tertingginya dipengang oleh Gunung Bukit Raya dengan ketinggian 2.278 m dari permukaan laut, gunung ini berada di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah pada posisi 112º 07' - 112º 56' BT dan 00º 24' - 00º 59' LS. Gunung ini bukan gunung berapi, dan berada dibawah pengawasan Taman Nasional Bukit Baka – Bukit Raya. Rute normal pendakian gunung ini berawal dari Nanga Popai, akses ke Nanga Popai ini bisa dilakukan dari Pontianak.

Puncak tertinggi di Pulau Sulawesi
 Puncak gunung tertinggi di pulau ini dipegang oleh pegunungan Latimojong dengan puncak tertingginya bernama Rante Mario memiliki ketinggian 3.430 m dari permukaan laut. Pegunungan Latimojong ini berada di kabupaten Enrekang propinsi Sulawesi Selatan, pada koordinat 120°01'30" BT - 03°23'01" LS serta bukan merupakan gunung berapi. Akses rute normal pendakiannya berawal dari desa Karangan.

Puncak tertinggi di Kepulauan Maluku
 Kepulauan Maluku juga dikelompokan sebagai satu kepulauan utama, puncak gunung tertinggi di kepulauan ini adalah puncak Gunung Binaiya dengan ketinggian 3.027 m dari permukaan laut.dan terletak di propinsi Maluku, tepatnya di pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah pada posisi geografis 3° 10' LS dan 129° 28' BT. Gunung ini juga bukan gunung berapi. Akses rute normal pendakian kepuncaknya bisa dimulai dari desa Kanike.

Puncak tertinggi di  Pulau Irian
 Puncak gunung tertinggi di pulau ini adalah merupakan juga puncak tertinggi di Indonesia dan juga masuk kedalam salah satu Seven Summit di tujuh benua dunia, yaitu Cartenzs Pyramid dengan ketinggian 4.884 m dari permukaan laut, puncak Carstenzs berada didalam kawasan pegunungan Jaya Wijaya pada posisi 04º03'48"LS 137º11'09"BT, yang merupakan gunung karang (limestone), dan terdapat hamparan salju abadi dibeberapa tempat di pegunungan ini. Gunung yang berada di provinsi Papua ini bisa diakses lewat rute normal dari desa Ilaga. 

Sejarah Mountaineering Part III

1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang diselatan Toraja, Sulawesi Selatan. Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung
memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur. Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara. Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman (Wartawan Mutiara). Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oteh TVRI.

1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya. Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta diKalimantan Barat. Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.
Beberapa ekspedisi dan pendaki Indonesia dikirimkan keluar negeri. Mapala Ul ke Puncak Chimborazo (6267 m)dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal. Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda). Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) diGarhwal Himalaya, India. Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Ball.

1988
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto. Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan
pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird, Utah, AS. Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor. Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam.
Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali. Lomba panjat \'tebing buatan\' pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik. Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse (6189 m), tanpa bantuan sherpa. Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari.
Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama. Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat
Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).

1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini. Tim Panjat Tebing Yogyakrta / TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya. Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking. Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur diseputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat. Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar. Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia
Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian. Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai
Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.
Mapala Ul bikin 2 ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska. Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya. Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat). Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.

1990
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia. Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur diBukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.

1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina.

1992
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia. Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.

1997
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya. Banyak pihak yang meragukan kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu. Pratu Asmujiono anggota pendaki dari Kopassus menjadi orang pertama Indonesia yang menjejakkan kakinya di puncak tertinggi Himalaya, Everest. Asmujiono berangkat bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang
merupakan gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya.

Sejarah Mountaineering Part II

1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.

1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.

1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya.

1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.

1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.

1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing. Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey. Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.

1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.

1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple.
Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.

1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari. Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d\'Angle di Mont Blanc. Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas
pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.

1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884 m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.

1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat \'ditonton\' orang banyak.
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.

1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing. Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.

1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (di Irian). Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.

1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari. Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di Eiger. Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat dan 500.000 walkers, di Inggris saja. Nomer perdana majalah \'Mountain\' beredar, menjadi media pendaki
gunung dan pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini. Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya, dengan beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik kelompok-kelompok kecil dari luar \'main-main\' di Himalaya dengan mudah dan murah. Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas
beracun.

1970
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis. Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker\'s Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pljakan dan gerakan panjat tebing,
sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik. Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi
jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar \'hura-hura di tebing\'. Tak lagi memadai semboyan \'best training for climber is climbing\', apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut.

1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.

1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.

1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.

1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut. Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil. Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat \'hijau\', yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.

1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.

1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia. Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, \'ekspedisi berdikari\'. Yang pro
mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.

1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya. Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.

1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.

1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini. Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya, kikan tinggi sampah menumpuk di
sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin deras mengalir ke sana. Tapi siapa yang tambah kaya?

1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.

1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjutkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss. Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia.

1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal. Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu diBali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.

1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.

Sejarah Mountaineering Part I

1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan Mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.

1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat \".....pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !\" dipedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya takdipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.

1624
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass = pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan Tibet.

1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc diperbatasan Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.

1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153 m), tahun 1778.

1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di India.

1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet). Belakangan ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.

1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga.

1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.

1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.

1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah
didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.

1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.

1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.

1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).

1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.

1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.

1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.

1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.

1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.

1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran.

1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.

1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi Tibet.

1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur laut.

1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.

1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.

1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini.

1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredodi kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.

1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.

1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya panjat es modern.

1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .

1941
Ekspedisi Archbold \'menemukan\' Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.

1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.

1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada\'hukum\' bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.

1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall. Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.

1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam !

1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.

Kontak




Contact Form




Name *



Email *



Subject *



Message *



Phone Number




###

-



###

-



####

Website



Address




Street Address



Address Line 2



City



State / Province / Region



Postal / Zip Code



Country


Image Verification

captcha

Please enter the text from the image:

[Refresh Image] [What's This?]




 
Powered By Landak | Portal Design By STAIN Parepare © 2009 | Top